Telkom Targetkan Smart City di 20 Kota Besar
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) berharap dapat mengimplementasikan framework Smart City di 20 kota besar di Indonesia hingga akhir 2014 mendatang.
Program Smart City diharapkan menjadi “IT enabler”, men-drive perubahan budaya, mengubah sumber daya manusia (SDM) agar lebih cepat tanggap terhadap teknologi.
Sejak Senin (18/8) kemarin, proyek Smart City pertama sudah mulai beroperasi di kota Makassar. Dengan optimalisasi penggunaan sistem Teknologi Informasi pada sistem pemerintahan (e-government), diharapkan tercipta lingkungan kerja yang efektif, efisien, serta transparan.
“Ini akan menjadi interaksi aktif dan cepat antara pemerintah dan warganya akan dapat mewujudkan tata kelola kota yang baik dan efisien,” kata EGM Telkom Divisi Solution Convergence Achmad Sugiarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (20/8).
Program Smart City sejalan dengan visi Walikota baru Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto untuk menjadikan Makassar sebagai kota pintar. Dengan jumlah penduduk lebih dari 1,8 juta jiwa, tingkat penetrasi internet di Makassar sudah lebih dari 40 persen.
Infrastruktur telekomunikasi seperti fiber optik, Wi-fi, serta 3G/HSDPA untuk mendukung jaringan broadband pun terus dibangun. Tak heran jika Makassar menjadi salah satu kota yang menerima penghargaan Indonesia Digital Society Award 2014 dari Telkom.
“Saat ini sudah ada 5 layanan aplikasi Smart City yang bisa dimanfaatkan oleh pegawai pemerintah kota maupun oleh masyarakat Makassar melalui situs http://makassartidakrantasa.com,” kata Anto, panggilan akrab Achmad Sugiarto.
Layanan pertama adalah e-Office, yang telah digunakan oleh 137 pengguna di seluruh SKPD Makassar. e-Office memudahkan tatakelola korespondensi pemerintahan
secara digital. Dengan menggunakan layanan tersebut, penggunaan kertas bisa dipangkas, risiko pemalsuan surat diperkecil, dan semua historis dan log surat dapat terekam dengan
Kedua adalah E-Kelurahan yang sudah berjalan di 11 Kelurahan di Kecamatan Panakukang. E-Kelurahanmempermudah pengelolaan administrasi data kependudukan.
Sebab, pencatatan dan pendataan administrasi untuk surat rujukan, surat keterangan, hingga surat pengantar dibuat secara elektronik yang datanya tersimpan dengan aman dan lengkap di server Telkom.
Ketiga adalah layanan kesehatan terpadu ePuskesmas di 10 Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Makassar. Melalui layanan ini pasien dapat melakukan registrasi onlinemenggunakan NIK (Nomor Identitas Kependudukan) sebelum datang ke Puskesmas tertentu.
Layanan ePuskesmas juga membuat Dinas Kesehatan semakin termudahkan dalam memonitor data kesehatan masyarakat.
Layanan keempat paling menarik: Makassar Tidak Rantasa. Inilah media bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan ke pemerintah untuk ditindak lanjuti secara langsung. Mulai lampu jalan yang rusak, hingga lampu lalu lintas mati.
Laporan masyarakat yang dilakukan melalui website atau aplikasi Android tersebut akan langsung diterima petugas terkait untuk segera disolusikan.
Layanan terakhir adalah Kuciniki (Saya Melihat Anda), yang merupakan aplikasi berbasis lokasi untuk memonitor kinerja staf pemerintahan.
“Menggunakan teknologi U-track dari Telkom, aplikasi yang hanya diaktifkan pada jam kerja ini mulanya akan digunakan untuk para lurah. Harapannya agar pelayanan pegawai pemerintahan kota Makassar semakin baik,” kata Anto lagi.
Dia mengatakan, implementasi Smart City di Makassar akan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menerapkan konsep kota pintar.
“Pemanfaatan ICT dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di setiap kota, dan akan menjadi solusi bagi berbagai persoalan kota di masa depan,” katanya.
Selama 2014, pihak Telkom menargetkan bisa mengimplementasikan program Smart City ini ke 20 kota di Indonesia. Yang terdekat adalah Bogor, Banjarmasin, dan Balikpapan.
Post a Comment